Wednesday, November 10, 2021

Artificial Intelligence


Sejarah

Ketika akses ke komputer digital menjadi mungkin pada pertengahan 1950-an, penelitian AI mulai mengeksplorasi kemungkinan bahwa kecerdasan manusia dapat direduksi menjadi manipulasi simbol langkah demi langkah, yang dikenal sebagai AL Simbolis atau GOFAI Pendekatan berdasarkan sibernatika atau jaringan saraf tiruan ditinggalkan atau didorong ke latar belakang.

Para peneliti di tahun 1960-an dan 1970-an yakin bahwa pendekatan simbolik pada akhirnya akan berhasil menciptakan mesin dengan kecerdasan umum buatan dan menganggap ini sebagai tujuan bidang mereka. Herbert Simon meramalkan, "mesin akan mampu, dalam waktu dua puluh tahun, melakukan pekerjaan apa pun yang dapat dilakukan manusia". Marvin Minsky setuju, menulis, "dalam satu generasi ... masalah menciptakan 'kecerdasan buatan' secara substansial akan terpecahkan". 



Pengertian

Kecerdasan buatan ( AI ) adalah kecerdasan yang ditunjukkan oleh mesin, sebagai lawan dari kecerdasan alami yang ditampilkan oleh hewan dan manusia Buku teks AI terkemuka mendefinisikan bidang ini sebagai studi tentang "agen cerdas": sistem apa pun yang memahami lingkungannya dan mengambil tindakan yang memaksimalkan peluangnya untuk mencapai tujuannya. Beberapa akun populer menggunakan istilah "kecerdasan buatan" untuk menggambarkan mesin yang meniru fungsi "kognitif" yang diasosiasikan manusia dengan pikiran manusia, seperti "belajar" dan "pemecahan masalah".

Aplikasi AI termasuk mesin pencari web canggih (misalnya Google), sistem rekomendasi (digunakan oleh Youtube, Amazon dan Netflix ), memahami ucapan manusia (seperti Siri, Hello Google dan Alexa), mobil-self driving (misalnya Tesla).





*Contoh kehidupan mausia yang dibantu oleh siri yang merupakan contoh penerapan Artificial Intelligence


Bidang ini didasarkan pada asumsi bahwa kecerdasan manusia "dapat digambarkan dengan sangat tepat sehingga sebuah mesin dapat dibuat untuk mensimulasikannya". Hal ini menimbulkan argumen filosofis tentang pikiran dan etika menciptakan makhluk buatan yang diberkahi dengan kecerdasan seperti manusia. 

Risiko

Artificial Intelligence dapat kita simpulkan sebagai teknologi yang hebat yang akan membantu manusia ke depannya. Tetapi apakah kita sudah membahas dampak negatif atau bahkan risiko jika Artificial Intelligence betul-betul akan diterapkan di seluruh bidang?


Menurutku, akan ada satu hal negatif yang dapat ditimbulkan oleh Artificial Intelligence. Yaitu pengangguran, mengapa aku bisa berpikir seperti itu? Karena Artificial Intelligence membuat sebuah ide bagi para ilmuwan untuk membentuk robot-robot dan teknologi yang dapat menyerupai manusia. Hal seperti itu menurutku akan menimbulkan digantikannya pekerjaan manusia dengan robot yang memiliki sistem Artificial Intelligence.

Bahkan sebenarnya di Indonesia sendiri sudah ada, yaitu penjaga tol yang sudah digantikan oleh mesin tol yang merupakan penerapan dari Artificial Intelligence.



Kesimpulannya, setiap teknologi pasti akan ada dampak positif dan negatif, tetapi itulah tujuan kita belajar Informatika, yaitu agar bisa tetap berkembang dan beradaptasi dengan dampak-dampak dari teknologi yang ada. Sekian dari saya, Nasywa Kamilah Hakim nomor urut 28 dari 7F. 





ULANGAN INFORMATIKA ANALISIS DATA

  Apakah tujuan belajar analisis data?   untuk mendeskripsikan data sehingga bisa di pahami, lalu untuk membuat kesimpulan atau menarik kesi...